Berita dan Informasi

Cabang Kotamobagu

Cabang Kotamobagu Pemimpin Cabang Abdullah Arbie - - Alamat jl. A. Yani no. 187 Kotamobagu Telp 0434 - 21250; 0431 - 21058 Fax. 0434 - 22155 Alamat Email - Cabang Pembantu Boroko (jl. Trans Sulawesi Boroko - Kec. Kaidipang) Telp. 0811 430 3566 Kantor Kas jl. Kartini Kotamobagu Komp. Pertokoan Pasar Sentral Telp.0434.24952 ATM jl. Kartini Kotamobagu Komp. Pertokoan Pasar Sentral jl. A. Yani no. 187 Kotamobagu Potensi Daerah Kota Kotamobagu adalah sebuah daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow, Propinsi Sulawesi Utara yang resmi berdiri sebagai daerah otonom melalui Undang  Undang Pemekaran Nomor 4 Tahun 2007 dan di resmikan pada Tanggal 23 Mei Tahun 2007. Terletak di tengah  tengah Kabupaten Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara, di antara 0 derajat 30-1 derajat 0 Lintang Utara dan 123 derajat-124 derajat Bujur Timur. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Passi Barat dan Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow. Terletak di garis katulistiwa, beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Curah hujan cukup tinggi yaitu mencapai 2000 sampai 3000 mm / tahun, hal ini sangat menguntungkan bagi sektor pertanian. Luas wilayah sebesar 184,33 km atau 2% dari total luas wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. Kota Kotamobagu merupakan pusat rujukan kehidupan sosial budaya di Bolaang Mongondow pada umumnya. Kebudayaan Bolmong merupakan entitas yang diakui dan dipraktikkan sejak bangsa-bangsa barat belum tiba di Nusantara. Kekayaan budaya ini mencakup berbagai aspek, mulai dari sistem nilai budaya, etos, orientasi hidup, hingga pada hal-hal praktis dan kasat mata seperti bentuk pakaian, topi, keris, dan asesoris dalam rumah tangga. Semua kekayaan itu kini tinggal dapat dilihat dalam upacara perkawinan, tarian, atau upacara adat tertentu. Pesan dan warisan leluhur tentang kepemimpinan dalam masyarakat Mongondow bersumber dari dodandian Paloko dan Kinalang serta kehidupan pogogutat (persaudaraan) didsarkan pada sembuyan Mototompiaan, Mototabian, Mototanoban, bo Mooaheran yang tetap terawat dan menjadi etik sosial budaya di Bolmong pada umumnya, termasuk Kotamobagu. Nilai sosial budaya ini merupakan modal sosial (social capital) yang sangat berharga bagi pembangunan Kota Kotamobagu yang berjati diri dan punya karakter, namun harus dicegah pemanfaatan dan pendangkalan nilai-nilai leluhur itu untuk kepentingan dan tujuan politik praktis. Hingga Desember 2007, penduduk Kota Kotamobagu mencapai 99.519 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk berkurang dari 3,03% pada periode 1981-1991, menjadi 1,19% pada periode 1991-2001. Penduduk berjenis kelamin laki-laki mencapai 51.041 jiwa (51,29%), perempuan 48.478 jiwa (48,71%), dengan seks rasio 105,29. Jumlah rumah tangga di Kota Kotamobagu mencapai 25.186, rata-rata 3,95 orang per rumah tangga. Penduduk terbanyak bermukim di Kotamobagu Barat, mencapai 34.147 jiwa, diikuti Kotamobagu Selatan sebanyak 25.565 jiwa, Kotamobagu Timur mencapai 25.404 jiwa, dan di Kotamobagu Utara sebanyak 14.404 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 539,90 jiwa per kilometer persegi, terdapat di Kotamobagu Barat, terjarang di Kotamobagu Utara. Mayoritas penduduk Kota Kotamobagu berada pada kelompok umur 15-19 tahun dan 45-49 tahun. Piramida penduduk masih membesar di bagian tengah, dan hanya sedikit penduduk berusia lanjut. Struktur demografi seperti ini menunjukkan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang besar sehingga tingkat kelahiran masih akan tetap tinggi. Penduduk pada usia kerja juga sangat besar, disamping memberi gambaran sebagian besar penduduk Kota Kotamobagu berada pada kelompok usia produktif. Dalam keadaan tingkat pengangguran sedikit, jumlah penduduk produktif sangat menguntungkan. Akan tetapi, pada kondisi tingkat pengagguran tinggi, jumlah penduduk usia produktif menjadi beban pembangunan. Dalam jangka menengah hingga jangka panjang, harus tersedia lapangan kerja yang berkesinambungan agar kelompok usia produktif menjadi sumberdaya pembangunan, disamping diperlukan pembangunan saran dan prasarana publik yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mayoritas penduduk pada usia tersebut. Kota Kotamobagu memiliki 5 buah rumah sakit, 5 Puskesmas, 10 Puskesmas Pembantu, 3 Puskesmas Keliling dan 30 posyandu. Apotik sebanyak 12 buah, toko obat 16 buah. Dokter ahli 8 orang, umum 10 orang, dan apoteker 10 orang. Rumah sakit pemerintah memiliki 177 tempat tidur, swasta 23 buah, TNI 19 buah, dan rumah sakit bersalin meiliki 23 tempat tidur. Dokter yang bertugas di keseluruhan rumah sakit tersebut mencapai 28 orang, paramedis 109 orang. Status gizi buruk balita di Kota Kotamobagu pada tahun 2008 sebanyak 10 dari 6.157 balita, berkurang dibandingkan dengan gizi buruk tahun 2007 sebanyak 6 kasus dari 1.472 balita. Tahun 2007 Kota Kotamobagu bebas rawan gizi, dan mencapai target Indonesia sehat tahun 2010. Angka usia harapan hidup penduduk Kota Kotamobagu tahun 2007 rata-rata 70,9 tahun, sedangkan penduduk Sulawesi Utara rata-rata 71 tahun dan penduduk Indonesia rata-rata 62 tahun. Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) tahun 2008 sebesar 22/1.744 Kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian ibu (Mother Mortality Rate) sebesar 1orang/1.744 kelahiran hidup yang disebabkan oleh tumor otak dan hiperemesi berat. sekitar 46,85% warga Kotamobagu telah memiliki tempat buang air besar sendiri, sekitar 12,47 persen lainnya menggunakan tempat air besar secara bersama-sama, dan sisanya sekitar 40,69 persen belum menggunakan tempat pembuangan air besar yang khusus. Rumah dalam kategori ideal, luas lantai perkapita minimal 10 meter persegi, masih jauh dari harapan. Data Susenas tahun 2007 menyebutkan, 66,98 persen rumah tangga menempati luas lantai antara 20  49 meter persegi. Rumah dengan dinding tembok (beton) 78,62%, berdinding kayu 17,80%, dan yang berdinding bambu 3,58%. Jaminan pemeliharaan kesehatan melalui ASKES 12.681 orang (13 % ), JAMSOSTEK 305 orang dari 671 orang (45% ), kartu miskin 25.076 orang ( 25% ), dana sehat 13 kelompok dengan jumlah 7.510 orang (74% ), lain-lain ( 54,6% ). Akses penduduk terhadap air bersih mencapai 23%. Sementara dari 18.818 pasangan usia subur (PUS), yang menjadi peserta KB sebanyak 14.881. Panti asuhan sebanyak 3 buah, dengan kapasitas 170 anak, saat ini dihuni oleh 128 anak. Sekitar 77% penduduk Kota Kotamobagu beragama Islam, 19% Protestan, 2,43% Katolik, Hindu dan budha masing-masing 1% dan 0,31%. Mesjid berjumlah 101 buah, gereja Protestan 25 buah, Gereja Katolik 2 buah, Pura dan Vihara masing-masing 1 buah. Etik Bolmong mencapai 67,11%, diikuti etnik Minahasa 13,49%, Gorontalo 5,95%, Sangir 3,01% dan Jawa 2,44%. Kerukunan hidup sosial maupun antarumat beragama di Kota Kotamobagu berjalan dan terbina dengan baik. Tingkat melek huruf di Kota Kotamobagu mencapai 99,43%. Sekolah Taman kanak-kanak (TK) berjumlah 19 buah, SD 70 buah, SLTP 19 buah, SMU 13 buah, SMK 5 buah, SLB 1 buah, Madrasah Ibtidaiyah 4 buah, Madrasah Tsanawiyah 2 buah dan Madrasah Aliyah 1 buah. Perguruan tinggi berjumlah 3 buah, akademi 1 buah dan 1 buah tempat kursus komputer. Rasio guru dan murid di tingkat TK mencapai 19, SD sebesar 70, SLTP sebanyak 19, SMU sebanyak 13, dan SMK sebanyak 31.APK, APM sekarang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index Kota Kotamobagu pada tahun 2007 mencapai 72,6, nomor 2 di Sulut, atau peringkat 92 di Indonesia.